Hans Christian, Himbau Agar Masyarakat Kabupaten Sekadau Tidak Golput di Pilkada 2024

Sekadau, KalimantanPost Online -

Tidak lama lagi kita masyarakat Kalimantan barat  dan kabupaten sekadau akan melaksanakan pesta demokrasi yaitu pemilihan gubernur dan wakil gubernur kalimantan barat serta bupati dan wakil bupati kabupaten sekadau di tahun 2024. 

Tanggal 27 November ditetapkan menjadi tanggal pemilihan. Oleh karena itu sepatut dan sewajarnya kita sebagai warga negara untuk memilih dan menentukan pilihan untuk kepala daerah tentunya sesuai dengan pilihan masing-masing.

Hans Christian yang juga sebagai Anggota DPRD kabupaten Sekadau saat di temui pada 12/11/2024. menghimbau kepada seluruh masyarakat yang mempunyai hak suara untuk memilih agar dapat menggunakan hak suaranya dengan baik jangan sampai tidak memilih hal ini justru merugikan untuk keberlanjutan kemajuan kabupaten sekadau.

" Saya menghimbau kepada masyarakat untuk tanggal 27 November 2024 agar kita ke TPS masing-masing untuk memilih dan menentukan nasip sekadau kedepannya pilihlah pemimpin yang dapat membawa sekadau menjadi lebih baik lagi dan jangan golput" ucapnya.

Silahkan memilih  mana yang sesuai dan kita semua sudah lihat dan dengar visi, misi masing-masing pasangan calon serta debatnya siapa yang bicaranya lebih bagus dan menilai konsisten dalam melaksanakannya nanti. Setiap warga Negara yang sudah mempunyai hak pilih mempunyai tanggung jawab untuk mencoblos.

Hans juga memastikan bahwa "jika masyarakat banyak yang golput dapat melemahkan sistem demokrasi, karna satu suara menentukan masa depan sekadau, dan juga supaya jangan sampai suara kita disalahgunakan oleh oknum-oknum", Paparnya.

Golput atau golongan putih juga bisa di sebut orang-orang yang tidak mau memilih, ini besar pengaruh terhadap keberlangsungan pemerintahan dan demokrasi, dimana dari segi jalannya pemerintahan dapat terganggu program pemerintahan karena kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin terpilih yang mengakibatkan ketidakoptimalan program kerja yang diusung. 

Masyarakat yang tidak berpartisipasi dalam pemilihan menunjukkan sikap apatis terhadap pemimpin yang dicalonkan dan meragukan kemampuan mereka untuk memajukan daerah.(Yak)

Bagikan Artikel ini